Kamis, 15 Juli 2010

Sejarah Singkat IMAYO


IMAYO adalah organisasi mahasiswa lokal yang bersifat independen, terbuka, tidak di bawah maupun menjadi alat politik partai politik manapun, pluralis, nasionalis, dan mengutamakan kemajuan intelektualitas mahasiswa, peka terhadap kehidupan sosial, pembangunan dan pengembangan budaya, serta menjunjung tinggi nama baik daerah Yogyakarta.
IMAYO terbentuk tahun 1967-1968 dengan pendirinya: 1) Husni Thamrin; 2) Aam Muharam; 3) Nurdin Rachmad; 4) Maman Faturachman. Ketua-ketua IMAYO tercatat: 1) Husni Thamrin; 2) Toddy Adisucipto; 3) Iwan Batubara; 4) Transtoto Handadhari (1976---).
IMAYO bersama-sama “saudaranya”: IMADA (Jakarta), PMB-CSB-IMABA (Bandung); GMS (Surabaya), MMB (Bogor) dan lainnya bergabung dalam Sekretarian Organisasi Mahasiswa Lokal (SOMAL). SOMAL dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal (Sekjen) yang dipilih secara berkala oleh masing-masing pengurus organisasi mahasiswa lokal tersebut. Di masing-masing daerah kepengurusan organisasi mahasiswa lokal tersebut ditetapkan seorang perwakilan SOMAL dengan sebutan Sekretaris Daerah (Sekda) SOMAL yang diusulkan oleh pengurus organisasi mahasiswa lokal yang bersangkutan.
Beberapa tokoh SOMAL yang dapat disebutkan antara lain: Hariman Siregar, Erna Witular, Sarwono Kusumaatmadja, Marsilam Simanjuntak, Syahrir, dan buanyaaak sekali yang menjadi tokoh-tokoh penting di negara ini.
Pelindung IMAYO secara ex-officio adalah Sri Sultan HB/Raja Kasultanan Yogyakarta, serta petinggi Daerah Istimewa Yogyakarta lainnya yang dapat dimohon dan ditetapkan oleh pengurus. Pengurus IMAYO dan keanggotaan dan sistem pengorganisasiannya ditetapkan dan dilakukan berdasarkan atas AD-ART .